LAPORAN PRAKTIKUM
“PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) AIR
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS
(Cyprinus
carpio)”
Di
susun oleh:
1. Ana
Mariatul K (123244014)
2. Fuad
Hidayatullah (123244015)
3. Vivin
Alfyana YP (123244016)
4. Indra
Adi (123244017)
|
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Bumi
yang sedemikian luas terdiri dari bermacam-macam ekosistem. Ekosistem tersebut
terdiri dari komponen biotik, dan komponen abiotik. Salah satu contoh komponen
biotik dalam suatu ekosistem sungai adalah ikan, sedangkan komponen abiotiknya
adalah air, batu, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut tidak bisa berdiri
sendiri, namun senantiasa dipengaruhi oleh komponen lain. Kerusakan pada salah
satu komponen, akan mengakibatkan komponen lain tertanggu. Untuk mengetahui
hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam membentuk suatu
ekositem, maka kami melakukan suatu percobaan sederhana. Mengamati
perubahan-perubahan yang ada pada ikan mas
(Cyprinus carpio), dalam tiga wadah yang sama tetapi dengan kondisi
lingkungan (air) yang berbeda.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan di atas, rumusan masalah pada praktikum ini
adalah:
·
Bagaimana
pengaruh derajat keasaman (pH) air terhadap kelangsungan
hidup ikan?
C. Tujuan
Praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah:
·
Untuk
mengetahui pengaruh derajat keasaman (pH) air terhadap kelangsungan
hidup ikan.
D. Manfaat
Prkatikum
Manfaat
yang bisa diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui derajat keasaman (pH) air
yang cocok untuk kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio)
BAB II
Tinjauan Pustaka
BAB III
Metode Praktikum
A.
Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang dilakukan adalah
praktikum eksperimental, karena terdapat variable-variabel terkait yaitu
variable control, variable manipulasi, dan variable respon.
B.
Variabel Praktikum
1.
Variabel kontrol : Volume
air, ukuran dan kondisi ikan, ukuran gelas, waktu.
2.
Variabel bebas :
Perlakuan terhadap air (perbedaan pH)
3.
Variabel respon :
Perilaku dan kelangsungan hidup ikan.
C.
Hipotesis
Derajat keasaman (pH) air berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio)
D. Prosedur
1.
b.
Bahan
:
o Air
750 ml
o Cuka
10
tetes
o Detergen 0.5 gram
o Ikan
mas (Cyprinus carpio) 3 ekor
|
Alat dan Bahan
a.
Alat
:
o Gelas
beker 3 buah
o Termometer
1 buah
|
2.
Langkah Kerja
a.
Menyiapkan tiga buah gelas beker, masing-masing gelas diberi tanda A, B,
dan C
b.
Mengisi masing-masing gelas dengan air 250mL
c.
Mengukur suhu dan pH air
d.
Mencampur air di gelas B dengan deterjen 0.5 gram
e.
Mencampur air di gelas C dengan asam cuka 10 tetes
f.
Memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing tabung secara bersamaan
g.
Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada ikan selama 30 menit
E.
A
|
Air 250mL
250mL
|
B
|
Air 250mL+ deterjen 0.5 gram
|
C
|
Air 250mL+ asam cuka 10 tetes
|
-Ukur pH dan suhu air.
-Pada masing-masing gelas,
diberi satu ekor ikan mas (Cyprinus
carpio) dengan ukuran yang sama.
-Tunggu selama tiga puluh
menit.
-Amati perubahan yang terjadi.
|
Rancangan Percobaan
Bab IV
Data dan Analisis
A.
Tabel Pengamatan
Waktu
|
Gelas A
|
Gelas B
|
Gelas C
|
pH= 7.1
|
pH =
|
pH= 5.9
|
|
Suhu = 300
C
|
Suhu = 300
C
|
Suhu = 300
C
|
|
10 menit
|
·
Insang terbuka normal
|
·
Insang pada ikan
terbuka lebar
·
sudah mulai melemah
·
warna kulit pudar
·
tidak bergerak aktif
·
sisik mengelupas
·
sirip bagian atas
tidak mengembang
|
·
insang pada ikan
terbuka tetapi tidak terlalu lebar
·
tidak terlalu banyak
bergerak
|
20 menit
|
·
ikan bergerak normal
|
·
mata ikan memerah
·
mulut mengeluarkan
lendir
·
mulai menggeletak
·
nafas
tersengal-sengal
|
·
ikan tidak terlalu
banyak bergerak
|
30 menit
|
·
kondisi ikan masih
stabil seperti pada saat dimasukkan
|
·
ikan sudah tidak
bergerak,tetapi masih bernafas
·
keadaan tubuh dalam
posisi miring
·
mati dan mengeluarkan
banyak lendir
|
·
warna ikan pudar
|
·
pada pukul 20.00 WIB
ikan mati
|
B.
Analisis Data
Berdasarkan data yang kami peroleh, gelas A ( air
biasa), gelas B ( Air + detergen 0.5 gram), dan gelas C ( air + asam cuka 10
tetes) mempunyai pH yang berbeda yaitu secara berurutan 7.1 ; x ; dan 5.9.
teteapi ketiganya memiliki suhu yang sama yaitu 300 C. Keadaan
tersebut ternyata berpengaruh pada kelangsungan hidup ikan. Dalam percobaan ini
kami mengamati perubahan yang terjadi selama 30 menit.
Pada 10 menit pertama, keadaan ikan pada gelas A
(air biasa) masih normal(insang terbuka normal), pada gelas B( air + detergen
0.5 gram) kondisi insang pada ikan terbuka lebar, sudah mulai melemah, warna
kulit pudar, tidak bergerak aktif, sisik ikan mengelupas, dan sirip bagian atas
tidak mengembang. Sedangkan pada ikan yang ada di gelas C( air + cuka 10
tetes), insangnya terbuka tetapi tidak terlalu lebar, dan juga ikan tersebut
tidak terlalu banyak bergerak.
Untuk 10 menit kedua ( waktu 20
menit), ikan pada gelas A masih bergerak normal, kondisi ikan dalam gelas B
semakin melemah, yaitu mata memerah, mulutnya mengeluarkan lendir, mulai
menggeletak dan nafasnya tersengal-sengal. Sedangkan ikan di gelas C tidak
terlalu lemah tetapi tidak terlalu banyak bergerak.
Sedangkan untuk 10 menit terakhir,
ikan di gelas A masih dalam kondisi normal seperti saat pertama kali di
masukkan ke dalam gelas. Untuk ikan di gelas B semakin parah, yaitu ikan sudah
tidak bergerak lagi tetapi masih bernafas, tubuhnya dalam posisi miring.
Kemudian pada menit ke-28 ikan di gelas B mati dan mengeluarkan lendir yang
sangat banyak. Sedangkan untuk ikan yang ada di gelas C, warnanya mulai
memudar, dan ikan tersebut akhirnya mati pada pukul 20.00 WIB (yaitu 6 jam
sejak praktikum).
BAB V
DISKUSI
Ikan dalam gelas A( air biasa) masih
tetap bertahan hidup sampai akhir praktikum
karena tidak ada perlakuan yang berbeda pada air yaitu pH netral dan keadaan
itu sama seperti habitat ikan biasanya. Ikan pada gelas B(air + detergen 0.5
gram) lebih cepat mati karena pH air terlalu tinggi ( basa). Sedangkan ikan
dalam gelas C (air + cuka 10 tetes) juga mati tetapi butuh waktu yang lebih
lama karena kondisi pH air yang terlalu rendah yaitu asam.
BAB VI
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa derajat keasamaan
(pH) air berpengaruh pada kelangsungan hidup ikan, yangmana ikan tersebut hanya
bertahan hidup pada air yang mempunyai pH netral.
B.
SARAN
Dari hasil pengamatan tersebut, maka kami
menyarankan jika kita mau memelihara ikan mas, jangan lupa untuk memperhatikan
derajat keasaman (pH) air. Yang mana ikan mas tersebut hanya dapat bertahan
hidup pada pH yang netral, yaitu 7. Jangan sampai pH air lebih atau kurang dari
tujuh ( asam atau basa) karena ikan akan mudah mati.
Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
kelangsungan hidup ikan mas. Sedikit saja derajat keasaman (pH) tersebut
berubah, maka keseimbangan alam akan terganggu. Maka dari itu manusia sebagai
pembina alam harus menjaga dan melestarikan kondisi lingkungan tetap seimbang
dan mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar