Sabtu, 13 April 2013

pENgarUh pH pada kEhidupan IkaN

LAPORAN PRAKTIKUM
“PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) AIR
TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS
(Cyprinus carpio)









Di susun oleh:
1.  Ana Mariatul K    (123244014)
2.  Fuad Hidayatullah  (123244015)
3.  Vivin Alfyana YP (123244016)
4.  Indra Adi              (123244017)
 





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Bumi yang sedemikian luas terdiri dari bermacam-macam ekosistem. Ekosistem tersebut terdiri dari komponen biotik, dan komponen abiotik. Salah satu contoh komponen biotik dalam suatu ekosistem sungai adalah ikan, sedangkan komponen abiotiknya adalah air, batu, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut tidak bisa berdiri sendiri, namun senantiasa dipengaruhi oleh komponen lain. Kerusakan pada salah satu komponen, akan mengakibatkan komponen lain tertanggu. Untuk mengetahui hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik dalam membentuk suatu ekositem, maka kami melakukan suatu percobaan sederhana. Mengamati perubahan-perubahan yang ada pada ikan mas   (Cyprinus carpio), dalam tiga wadah yang sama tetapi dengan kondisi lingkungan (air) yang berbeda.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, rumusan masalah pada praktikum ini adalah:
·         Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) air terhadap kelangsungan hidup ikan?

C.     Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah:
·         Untuk mengetahui pengaruh derajat keasaman (pH) air terhadap kelangsungan hidup ikan.


D.    Manfaat Prkatikum
Manfaat yang bisa diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui derajat keasaman (pH) air yang cocok untuk kelangsungan hidup ikan mas   (Cyprinus carpio)
BAB II
Tinjauan Pustaka

BAB III
Metode Praktikum

A.    Jenis  Praktikum         
Jenis praktikum yang dilakukan adalah praktikum eksperimental, karena terdapat variable-variabel terkait yaitu variable control, variable manipulasi, dan variable respon.

B.     Variabel Praktikum
1.      Variabel kontrol          : Volume air, ukuran dan kondisi ikan, ukuran gelas, waktu.
2.      Variabel bebas             : Perlakuan terhadap air (perbedaan pH)
3.      Variabel respon           : Perilaku dan kelangsungan hidup ikan.

C.     Hipotesis
Derajat keasaman (pH) air berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio)

D.    Prosedur

1.     
b.      Bahan :
o   Air                                                 750 ml
o   Cuka                                              10 tetes
o   Detergen                                       0.5 gram
o   Ikan mas (Cyprinus carpio)          3 ekor
Alat dan Bahan
a.      Alat :
o   Gelas beker           3 buah
o   Termometer           1 buah
 





2.      Langkah Kerja
a.       Menyiapkan tiga buah gelas beker, masing-masing gelas diberi tanda A, B, dan C
b.      Mengisi masing-masing gelas dengan air 250mL
c.       Mengukur suhu dan pH air
d.      Mencampur air di gelas B dengan deterjen 0.5 gram
e.       Mencampur air di gelas C dengan asam cuka 10 tetes
f.       Memasukkan 1 ekor ikan pada masing-masing tabung secara bersamaan
g.      Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada ikan selama 30 menit

E.    
A

Air  250mL
250mL
B

Air  250mL+ deterjen 0.5 gram
C

Air  250mL+ asam cuka 10 tetes
-Ukur pH dan suhu air.
-Pada masing-masing gelas, diberi satu ekor ikan mas (Cyprinus carpio) dengan ukuran yang sama.
-Tunggu selama tiga puluh menit.
-Amati perubahan yang terjadi.
Rancangan Percobaan






















Bab IV
Data dan Analisis
A.                Tabel Pengamatan

Waktu
Gelas A
Gelas B
Gelas C

pH= 7.1
pH =
pH= 5.9

Suhu = 300 C
Suhu = 300 C
Suhu = 300 C
10 menit
·         Insang terbuka normal
·         Insang pada ikan terbuka  lebar
·         sudah mulai melemah
·         warna kulit pudar
·         tidak bergerak aktif
·         sisik mengelupas
·         sirip bagian atas tidak mengembang
·         insang pada ikan terbuka tetapi tidak terlalu lebar
·         tidak terlalu banyak bergerak
20 menit
·         ikan bergerak normal
·         mata ikan memerah
·         mulut mengeluarkan lendir
·         mulai menggeletak
·         nafas tersengal-sengal
·         ikan tidak terlalu banyak bergerak
30 menit
·         kondisi ikan masih stabil seperti pada saat dimasukkan
·         ikan sudah tidak bergerak,tetapi masih bernafas
·         keadaan tubuh dalam posisi miring
·         mati dan mengeluarkan banyak lendir
·         warna ikan pudar



·         pada pukul 20.00 WIB ikan mati


B.                 Analisis Data
Berdasarkan data yang kami peroleh, gelas A ( air biasa), gelas B ( Air + detergen 0.5 gram), dan gelas C ( air + asam cuka 10 tetes) mempunyai pH yang berbeda yaitu secara berurutan 7.1 ; x ; dan 5.9. teteapi ketiganya memiliki suhu yang sama yaitu 300 C. Keadaan tersebut ternyata berpengaruh pada kelangsungan hidup ikan. Dalam percobaan ini kami mengamati perubahan yang terjadi selama 30 menit.
Pada 10 menit pertama, keadaan ikan pada gelas A (air biasa) masih normal(insang terbuka normal), pada gelas B( air + detergen 0.5 gram) kondisi insang pada ikan terbuka lebar, sudah mulai melemah, warna kulit pudar, tidak bergerak aktif, sisik ikan mengelupas, dan sirip bagian atas tidak mengembang. Sedangkan pada ikan yang ada di gelas C( air + cuka 10 tetes), insangnya terbuka tetapi tidak terlalu lebar, dan juga ikan tersebut tidak terlalu banyak bergerak.
            Untuk 10 menit kedua ( waktu 20 menit), ikan pada gelas A masih bergerak normal, kondisi ikan dalam gelas B semakin melemah, yaitu mata memerah, mulutnya mengeluarkan lendir, mulai menggeletak dan nafasnya tersengal-sengal. Sedangkan ikan di gelas C tidak terlalu lemah tetapi tidak terlalu banyak bergerak.
            Sedangkan untuk 10 menit terakhir, ikan di gelas A masih dalam kondisi normal seperti saat pertama kali di masukkan ke dalam gelas. Untuk ikan di gelas B semakin parah, yaitu ikan sudah tidak bergerak lagi tetapi masih bernafas, tubuhnya dalam posisi miring. Kemudian pada menit ke-28 ikan di gelas B mati dan mengeluarkan lendir yang sangat banyak. Sedangkan untuk ikan yang ada di gelas C, warnanya mulai memudar, dan ikan tersebut akhirnya mati pada pukul 20.00 WIB (yaitu 6 jam sejak praktikum).


BAB V
DISKUSI
            Ikan dalam gelas A( air biasa) masih tetap bertahan  hidup sampai akhir praktikum karena tidak ada perlakuan yang berbeda pada air yaitu pH netral dan keadaan itu sama seperti habitat ikan biasanya. Ikan pada gelas B(air + detergen 0.5 gram) lebih cepat mati karena pH air terlalu tinggi ( basa). Sedangkan ikan dalam gelas C (air + cuka 10 tetes) juga mati tetapi butuh waktu yang lebih lama karena kondisi pH air yang terlalu rendah yaitu asam.





BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
            Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa derajat keasamaan (pH) air berpengaruh pada kelangsungan hidup ikan, yangmana ikan tersebut hanya bertahan hidup pada air yang mempunyai pH netral.

B.     SARAN

Dari hasil pengamatan tersebut, maka kami menyarankan jika kita mau memelihara ikan mas, jangan lupa untuk memperhatikan derajat keasaman (pH) air. Yang mana ikan mas tersebut hanya dapat bertahan hidup pada pH yang netral, yaitu 7. Jangan sampai pH air lebih atau kurang dari tujuh ( asam atau basa) karena ikan akan mudah mati.
Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kelangsungan hidup ikan mas. Sedikit saja derajat keasaman (pH) tersebut berubah, maka keseimbangan alam akan terganggu. Maka dari itu manusia sebagai pembina alam harus menjaga dan melestarikan kondisi lingkungan tetap seimbang dan mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar